Di masa Yesus, Dia dan murid-murid-Nya selalu berkumpul di
hari pertama setiap minggunya. Mereka juga suka datang ke ibadah-ibadah di sinagoge
dengan teratur. Tapi setelah kebangkitan Yesus, murid-murid-Nya tak lagi diterima di sinagoge.
Hal ini mendorong murid-murid untuk mengadakan pertemuan mingguan
mereka dengan berkumpul bersama. Tujuannya pun sangat sederhana yaitu untuk mengingat
segala perbuatan Yesus. Itulah yang kemudian dikenal dengan kebiasaan gereja mula-mula.
Tapi sekarang, tradisi berkumpul itu mulai berubah menjadi perkumpulan
dengan tujuan yang berbeda-beda dari satu gereja dengan gereja yang lain. Gereja
saat ini mulai kehilangan fokusnya kepada Tuhan sendiri. Ada beberapa gereja yang
hanya berkumpul untuk tujuan belajar tentang bisnis, membangun diri sendiri,
belajar soal moralitas dan belajar kunci menjadi kaya. Beberapa gereja lain berkumpul untuk mendengar khotbah atau guru terkenal. Alasannya bisa bermacam-macam.
Padahal, orang-orang Kristen seharusnya menyadari kalau ada tujuan yang paling mendasar dari sekadar alasan seperti di atas.
Berikut terdapat 7 perbedaan ibadah atau perkumpulan gereja
mula-mula dengan gereja saat ini. Mereka biasanya berkumpul bersama untuk tujuan-tujuan ini.
1. Merayakan Hari Tuhan
Jemaat gereja mula-mula berkumpul bukan untuk sekadar mencari
pemuasan diri atau mencari pengetahuan rohani dari pendeta kenamaan. Tapi mereka
berkumpul secara khusus untuk merayakan hari Tuhan. Mereka memfokuskan diri untuk
mengingat soal kematian dan kebangkitan-Nya. Mungkin kita perlu memperbaiki bagaimana
kita menyebutkan ‘Hari Minggu’ dengan ‘Hari Tuhan’. Salah satu referensi Alkitab
yang mengingatkan kita soal hal ini adalah dari ucapan Yohanes di Wahyu 1: 10, “Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan
aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala…”
2. Bersekutu dalam kesatuan
Jemaat gereja mula-mula bersekutu dalam kesatuan. Mereka melakukan
hal itu sebagai deklarasi bersama bahwa gereja Tuhan itu satu (baca Roma 10: 9,
1 Korintus 12: 3, Filipi 2: 6-11, 1 Timotius 2: 5, 3: 16). Dari sinilah pengakuan
Iman Rasuli ada sebagai janji iman orang percaya kepada tritunggal, Bapa, Putra dan Roh Kudus.
3. Mendengar firman Tuhan
Sepanjang ibadah atau perkumpulan orang-orang percaya di jaman
gereja mula-mula akan dipenuhi dengan pembacaan firman Tuhan. Mereka menjalankan
ibadah pembacaan Alkitab bersama atau yang disebut dengan liturgi. Sebagian besar
isi kitab suci akan dibacakan sembari mengajak semua umat berdiri, setelah itu duduk
kembali. Kebiasaan ini persis seperti ibadah di sinagoge dan menjadi simbol
dari penghormatan kepada firman Tuhan (baca 1 Tesalonika 5: 27 dan Kolose 4: 16).
4. Berdoa bersama
Sebagai jemaat yang menjunjung kesatuan, jemaat gereja
mula-mula selalu ibadah dan berdoa bersama. Kita melihat contoh ini dalam Kisah Para Rasul 4.
“Sesudah
dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka
menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua
kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah..” (Kisah 4: 23-24a)
Para rasul juga selalu punya jam doa sebanyak tiga kali sehari. Doa-doa ini meliputi doa umum bagi semua orang.
Baca Juga : 12 Tingkah Nyeleneh yang Banyak Dilakuin Jemaat Gereja Saat Ibadah, Kamu Salah Satunya Gak
5. Menghormati bait Allah
Jemaat gereja mula-mula punya pemikiran yang sangat berbeda dengan
gereja saat ini. Mereka percaya kalau saat beribadah, Tuhan dan juga malaikat-malaikat-Nya
hadir di tengah-tengah mereka. Karena itulah mereka akan memasuki ruang maha
kudus dengan penuh penghormatan, baik dari penampilan, sikap dan penyembahan. Mereka percaya bahwa menyembah Tuhan harus seperti yang dilakukan di surga.
6. Kerap menggelar perjamuan kudus
Gereja mula-mula kerap menggelar perjamuan kudus setiap
minggunya. Mereka menyebutnya Ekaristi yang artinya perjamuan ucapan syukur. Perjamuan
ini menjadi bentuk pernghormatan dan ucapan terima kasih kepada Yesus atas kematian-nya.
Selain itu, mereka juga percaya bahwa dengan tubuh dan darah Yesus, mereka telah
ditebus sepenuhnya dari dosa. Hal ini persis seperti yang dilakukan Yesus dalam peristiwa pelipatgandaan roti dan ikan.
7. Tetap menghormati Maria
Orang Kristen mula-mula sangat menghormati peran Maria dalam
keselamatan umat manusia melalui Yesus. Karena itulah mereka menyebutnya sebagai
‘Pembawa Tuhan’ dalam artian wanita yang telah mengandung Tuhan. Karena itulah dia
patut disebut dengan ‘Bunda Allah’. Penghormatan ini masih sangat kental di Katolik.
Sebaliknya, gereja karismatik maupun protestan Lutheran tak begitu menonjolkan Maria,
namun rasa hormat atas kepatuhannya dan perannya dalam kedatangan Yesus tak
pernah berkurang. Bagi gereja saat ini, Maria masih tetap jadi tokoh wanita Alkitab yang patut diteladani.
Demikian beberapa fakta yang bisa kita pelajari dari cara hidup jemaat gereja mula-mula. Dan mari belajar untuk mengembalikan ibadah yang sejati kepada Tuhan. Jangan pernah mengubah tujuan penyembahan kita hanya untuk agenda-agenda duniawi kita. Sebab Tuhan memanggil gereja-Nya untuk memberitakan tentang kabar keselamatan yang dilakukannya kepada semua orang dan bangsa. Karena itulah Yesus harus jadi kepala atas setiap gereja-Nya.
Sumber : Jawaban.com